Kamis, 10 Desember 2015

Manisnya Macaron The Harvest

Banyak dari kita (khususnya wanita), menyukai kue manis yang penampilannya cantik bernama Macaron. Sekedar informasi, Macaron dengan Macaroon sebenarnya berbeda. Banyak yang mengira bahwa Macaron dengan Macaroon itu sama, seperti penulisan color dengan colour yang artinya sama saja. Kenyataannya kue bulat-cantik yang biasa kita lihat di toko kue itu adalah Macaron, bukan Macaroon. Kesamaan antara keduanya adalah sama-sama memiliki tekstur garing, namun dari segi penampilan dan rasa amat sangat jauh berbeda. Macaroon biasa terbuat dari kelapa, putih telur, dan gula. Sedangkan Macaron yang biasa kita beli di toko kue itu terbuat dari tepung almond, putih telur, dan gula pasir yang kemudian diberi filling. Jangan heran kenapa Macaron yang kita beli harganya mahal, itu karena menggunakan tepung almond.
Menjelang natal, toko-toko kue menjadi padat pengunjung. Sabtu malam lalu saya tertarik untuk datang ke toko kue dan membeli Macaron, namun pelayan bilang semua Macaron sudah habis. Akhirnya saya urungkan niat untuk membeli kue. Kebetulan pada hari rabu yang bertepatan dengan hari libur Pilkada, saya kembali pergi ke toko kue dan karena toko kue memang baru saja buka, saya mendapatkan Macaron yang saya inginkan sejak hari sabtu malam (kegigihan wanita) :). 
Kali ini saya ingin mencicipi Macaron cantik dari The Harvest. Sebelumnya saya sudah pernah mencicipi Macaron dari Delika (Macaron termurah yang pernah saya temukan), Bakerzin (Macaron terenak yang pernah saya makan), dan Manon. Penasaran dengan Macaron The Harvest inilah yang membuat saya rela untuk keluar rumah dihari libur.


Sayangnya dari enam varian rasa yang tersedia di The Harvest, rasa coklatnya sedang kosong. Jadi saya hanya membawa pulang lima rasa diantaranya strawberry, banana, pistachio, raspberry, dan blueberry. Untuk varian rasa, Bakerzin memiliki varian yang lebih banyak dan lebih unik.
Untuk rasa, saya rasa diantara lima varian rasa ini memiliki rasa manis yang sama, hanya rasa dan aroma filling nya yang sedikit berbeda. Itupun rasa manis diantara kelimanya sama saja. Mirip dengan Macaron yang pernah saya beli di Delika.


Dari kelima varian rasa, saya sangat menyukai aroma banana, membuat saya teringat dengan permen karet lotte rasa pisang yang biasa saya beli waktu SD :).
Dari segi harga, sebuah Macaron The Harvest ini dihargai Rp.12.000. Jika menggunakan box package akan dikenai harga Rp.7000. Saya sendiri membeli tanpa menggunakan box package, langsung dimasukkan kedalam plastik-plastik kecil. Rasa penasaran saya sudah terjawab. Bakerzin tetap menjadi Macaron terenak yang pernah saya makan terutama rasa red velvetnya.



3 komentar:

  1. Saya suka banget macaron the harvest, melting di mulut. Crunchy tapi ga keras.

    BalasHapus
    Balasan
    1. coba deh cobain yg bakerzin punya, lebih lumeeeeeer dimulut rasanya ».«

      Hapus
  2. wah saya belum pernah nyobain macaron, dan jadi makin tertarik untuk nyobain nih karena sudah lama juga penasaran sama rasanya. Kayaknya macaron ini manis sekali ya, jadi mungkin akan cocok untuk kue hajatan modern dan dihidangkan untuk tamu sebagai pencuci mulu

    BalasHapus