Bertepatan dengan akhir tahun dan mendekati libur natal hingga tahun baru, saya berkunjung ke kota Sampit, Kalimatan Tengah. Disini banyak sekali kuliner khas yang tidak saya temukan di Jakarta. Hari pertama saya datang ke Sampit, saya langsung makan malam di rumah makan yang menu khasnya nasi goreng. Nasi gorengnya sangat berbeda dengan nasi goreng yang biasa saya makan di Jakarta tentunya, baik dari segi rasa hingga penampilannya.
Rasa dari nasi gorengnya benar-benar minimalis, tanpa ada aroma bumbu apapun yang menyengat. Satu hal yang paling saya rasakan di nasinya adalah rasa dan wangi margarin, berwarna agak kemerahan yang berasal dari saus tomat. Beras yang digunakan adalah beras asli Banjarmasin, yang mana rasanya agak kering namun tidak keras. Porsi nasi goreng ini sangat banyak tapi masih mampu dihabiskan oleh satu orang.
Yang berbeda antara nasi goreng abang adul dengan nasi goreng yang biasa saya makan adalah topping ayam asam manis yang ada di atasnya. Rasanya sangat cocok dipadukan dengan nasi goreng yang bumbunya sangat minimalis. Ayam asam manis yang disajikan diatas nasi gorengnya juga cukup banyak.
Namun karena banyaknya pelanggan, terkadang saya harus ekstra sabar menanti pesanan makanan, bahkan hingga saya benar-benar lapar. Namun rasa lapar saya tertutupi dengan porsi besar yang disajikan. Menu-menu lain seperti capcay dan chinese food yang lain juga dapat dipesan, hanya saja disini yang terkenal adalah nasi gorengnya.
FINISH :)
Kalo aq sekarang berlangganan di warung nasi goreng maknyos.yg beralamat di jln pelita sebelah rm blambangan.rasanya mantap dan bumbunya berasa banget.
BalasHapuswah kayanya mesti dicoba kalo ke sampit lagi :))
HapusBaru aja beli. Kalo malam 22.35, masakan nasi gorengnya gak merata, seperti nasi kecap aja. Apa krn yang masak bukan chef nya sendiri, ato sudah capek?
BalasHapus